Aghisna Febriyani

Life Is a Play

     Seni Teater, aku salah satu siswa di SMAN 1 TRENGGALEK yang  mengikuti eskul teater di sekolahku sedikit mengetahui tentang teater. Awalnya aku  mengikuti teater itu karena iseng-iseng aja, setelah itu makin lama aku merasakan kekeluargaan dan kegilaan antara annggota kelas 10, 11 dan 12 (maklummasih SMA). Yang sekarang aku sudah duduk dibangku 11 aku ingin semakin mengetahui banyak hal tentang teater. Aku yang tergabung dalam anggota TeamTeater Smanesa (TTS) dengan motto Life Is a Play ( hidup adalah permainan)dengan icon 3 wajah satu kaki ini pendapatku tentang teater.

    Jika kamu memikirkan tentang teater, pasti hal yang pertama kali terlintas dipikiranmu adalah sebuah acting. Teater sebetulnya berbeda dengansinetron, teater itu tak banyak bicara lebih mengekspresikan sesuatunya dengan mimik wajah dan bahasa tubuh. Menjadi seorang pemain teater bukanlah hal yang mudah,dia harus punya konsentrasi tinggi, memahami karakter dengan baik, mental yang kuat, keterampilan baik menyapaikan dialog, membaca situasi, improvisasi,blocking area, frekuensi suara, gerak mulut, mengekspresikan mimik wajah,bahasa tubuh yang menarik dan baik sampai dengan cara ber make up sendiri sesuai karakter.
  •          Konsentrasi dan Mental yang Kuat

    Karena kalau sudah satu kali salah maka akan ditertawakan dan membuyarkan konsentrasi pemain itu sendiri dan pemain lainnya, jika sudah begitu akan kah kalian lari dari panggung?
Disinilah mengapa kita perlu konsentrasi tinggi dan mental yang kuat. Kalau naskah cerita yang kita mainkan itu belum banyak yang tau misalkan hasil karya sendiri kita dapat improvisasi. Sebaliknya, jika naskah critanya umum seperti ande-ande lumut, jaka tarub dan yang lainnya pastilah sudah banyak yang tau jalan ceritanya dan jika keliru pastinya akan begitu mudah ketahuan serta membuat penonton bersorak karena kalian keliru.
  •          Keterampilan Membaca Situasi, Improvisasi, Mengekspresikan Mimik Wajah dan Bahasa Tubuh

     Jika ada salah kata atau pun kalimat yang terlupakan jangan sekali-kali memperlihatkan pada penonton kalau kita sedang keliru dan membuat kalian panik dan resah sehingga membuat bingung sendiri di atas panggung. Karena itu akan sangat akan kelihatan di atas panggung, sangat jelek. But, biasanya dalam perlombaan tidak boleh ada satu huruf pun yang terlewatkan harus persis dengan naskah. Jika yang diatas terjadi, jangan panik yang harus dilakukan adalah improvisasi, baca situasi, perlihatkan mimik wajah dan bahasa tubuh yang tenang perlihatkan yang seperti karater yang diperankan.
  •       Blocking Area

    Jangan sampai membelakangi penonton, itu yang selalu diucapkan oleh Pembina teaterku (Pak Paul). Sangant simple tetapi susah jika kita sudah diatas panggung. Jangankan memikirkan hal yang seperti itu, menghilangkan nervous saja sangat sulit.
  •          Frekuensi Suara dan Gerak Mulut

    Pentas teater biasa dilakukan di gedung yang besar atau lapangan tebuka. Jadi kita harus mampu berteriak sehingga yang paling belakang itu mendengar suara kita dan gerakan mulut yang jelas menunjukan kata yang kita ucapkan tapi tidak berteriak seperti “Aaaaaa!!!!” atau “AAAAAAA!!!!!!”,berteriak dengan ekspresi karakter.

  • Ber make up sesuai Karakter

Biasanya saat lomba teater kita tidak boleh membawa tata rias jika tidak ingin di diskualifikasi. Akhirnya ber make up harus menjadi salah satu hal yang kita bisa, baik make up casual, hantu, ibu peri, orang sakit, banci, gothic, orang tua dll.

Dan semua itu tidak instan didapatnya, pemain teater bsa sepertiitu melalui tahapan-tahapan dan berbagai macam pelatihan. Seperti hal nya :
  • ·        Meditasi untuk membantu kita berkonsentrasi
  • ·        Uji mental kita dengan bernyanyi atau baca puisidi tengah jalan, bsa juga dengan konser di terminal bis (pengalaman pribadi).
  • ·        Berteriak dari jarak yang dekat kejarak yang jauh semakin lama semakin keras untuk melatih frekuensi suara.
  • ·        Melafalkan a i u e o tnpa suara hanya mulut yang bergerak untuk melatih gerak mulut.
  • ·        Dan lain sebagainya.

    Dalam memahami suatu karakter seseorang ada satu yang paling sulit dilakukan, yaitu memahami karakter diri sendiri. Oleh karena itu dalam teater itu harus ada keterbukaan, jadikan kelompok teatermu itu seperti keluarga dan sodaramu sendiri (kata Pembina eskul teaterku sekarang : Bu Erlin).





0 komentar:

Posting Komentar