Aku pernah diejek oleh seseorang yang tidak kenal aku sama sekali karna aku menangis. Tapi menangis tidak yang seburuk yang dia fikirkan, otak udang sih...
(wuihh, kayanya dendam pribadi gitu ya? hahaha)
Setiap manusia pasti menangis. Pasti ada beberapa penyebab yang membuat menangis. Dengan menangis membuat perasaan menjadi lebih lega. Ternyata, ada keajaiban yang dirasakan setelah menangis. Ini dia 7 Keajaiban Setelah Menangis:
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stress? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.
Life Is a Play
Seni Teater, aku salah satu siswa di SMAN 1 TRENGGALEK yang mengikuti eskul teater di sekolahku sedikit mengetahui tentang teater. Awalnya aku mengikuti teater itu karena iseng-iseng aja, setelah itu makin lama aku merasakan kekeluargaan dan kegilaan antara annggota kelas 10, 11 dan 12 (maklummasih SMA). Yang sekarang aku sudah duduk dibangku 11 aku ingin semakin mengetahui banyak hal tentang teater. Aku yang tergabung dalam anggota TeamTeater Smanesa (TTS) dengan motto Life Is a Play ( hidup adalah permainan)dengan icon 3 wajah satu kaki ini pendapatku tentang teater.
Jika kamu memikirkan tentang teater, pasti hal yang pertama kali terlintas dipikiranmu adalah sebuah acting. Teater sebetulnya berbeda dengansinetron, teater itu tak banyak bicara lebih mengekspresikan sesuatunya dengan mimik wajah dan bahasa tubuh. Menjadi seorang pemain teater bukanlah hal yang mudah,dia harus punya konsentrasi tinggi, memahami karakter dengan baik, mental yang kuat, keterampilan baik menyapaikan dialog, membaca situasi, improvisasi,blocking area, frekuensi suara, gerak mulut, mengekspresikan mimik wajah,bahasa tubuh yang menarik dan baik sampai dengan cara ber make up sendiri sesuai karakter.
- Konsentrasi dan Mental yang Kuat
Karena kalau sudah satu kali salah maka akan ditertawakan dan membuyarkan konsentrasi pemain itu sendiri dan pemain lainnya, jika sudah begitu akan kah kalian lari dari panggung?
Disinilah mengapa kita perlu konsentrasi tinggi dan mental yang kuat. Kalau naskah cerita yang kita mainkan itu belum banyak yang tau misalkan hasil karya sendiri kita dapat improvisasi. Sebaliknya, jika naskah critanya umum seperti ande-ande lumut, jaka tarub dan yang lainnya pastilah sudah banyak yang tau jalan ceritanya dan jika keliru pastinya akan begitu mudah ketahuan serta membuat penonton bersorak karena kalian keliru.
- Keterampilan Membaca Situasi, Improvisasi, Mengekspresikan Mimik Wajah dan Bahasa Tubuh
Jika ada salah kata atau pun kalimat yang terlupakan jangan sekali-kali memperlihatkan pada penonton kalau kita sedang keliru dan membuat kalian panik dan resah sehingga membuat bingung sendiri di atas panggung. Karena itu akan sangat akan kelihatan di atas panggung, sangat jelek. But, biasanya dalam perlombaan tidak boleh ada satu huruf pun yang terlewatkan harus persis dengan naskah. Jika yang diatas terjadi, jangan panik yang harus dilakukan adalah improvisasi, baca situasi, perlihatkan mimik wajah dan bahasa tubuh yang tenang perlihatkan yang seperti karater yang diperankan.
- Blocking Area
Jangan sampai membelakangi penonton, itu yang selalu diucapkan oleh Pembina teaterku (Pak Paul). Sangant simple tetapi susah jika kita sudah diatas panggung. Jangankan memikirkan hal yang seperti itu, menghilangkan nervous saja sangat sulit.
- Frekuensi Suara dan Gerak Mulut
Pentas teater biasa dilakukan di gedung yang besar atau lapangan tebuka. Jadi kita harus mampu berteriak sehingga yang paling belakang itu mendengar suara kita dan gerakan mulut yang jelas menunjukan kata yang kita ucapkan tapi tidak berteriak seperti “Aaaaaa!!!!” atau “AAAAAAA!!!!!!”,berteriak dengan ekspresi karakter.
Biasanya saat lomba teater kita tidak boleh membawa tata rias jika tidak ingin di diskualifikasi. Akhirnya ber make up harus menjadi salah satu hal yang kita bisa, baik make up casual, hantu, ibu peri, orang sakit, banci, gothic, orang tua dll.
- Ber make up sesuai Karakter
Biasanya saat lomba teater kita tidak boleh membawa tata rias jika tidak ingin di diskualifikasi. Akhirnya ber make up harus menjadi salah satu hal yang kita bisa, baik make up casual, hantu, ibu peri, orang sakit, banci, gothic, orang tua dll.
Dan semua itu tidak instan didapatnya, pemain teater bsa sepertiitu melalui tahapan-tahapan dan berbagai macam pelatihan. Seperti hal nya :
- · Meditasi untuk membantu kita berkonsentrasi
- · Uji mental kita dengan bernyanyi atau baca puisidi tengah jalan, bsa juga dengan konser di terminal bis (pengalaman pribadi).
- · Berteriak dari jarak yang dekat kejarak yang jauh semakin lama semakin keras untuk melatih frekuensi suara.
- · Melafalkan a i u e o tnpa suara hanya mulut yang bergerak untuk melatih gerak mulut.
- · Dan lain sebagainya.
Dalam memahami suatu karakter seseorang ada satu yang paling sulit dilakukan, yaitu memahami karakter diri sendiri. Oleh karena itu dalam teater itu harus ada keterbukaan, jadikan kelompok teatermu itu seperti keluarga dan sodaramu sendiri (kata Pembina eskul teaterku sekarang : Bu Erlin).
Pacaran
"Aku cinta kamu, maukah kamu jadi pacarku?"
"Iya aku mau jadi pacar kamu, aku juga cinta kamu"
Itulah yang mengawali sebuah ikatan yang dinamakan "PACARAN"
Sebenarnya apa sih yang dinamakan dengan PACARAN itu?
Sehingga membuat remaja sekarang beranggapan bahwa masa muda atau masa remaja itu nggak bakal asyik kalau nggak pacaran.
Memangnya masa remaja itu bakal asyik dengan pacaran aja? nggak juga kali...
Kamu bisa melakukan hal-hal baru yang positif dan sebelumnya belum pernah kamu lakukan. Itu juga nggak kalah asyik kok..
"PACARAN" itu adalah diamana kita mempunyai ikatan antara seorang orang ce dan co yang ikatan itu masih rapuh atau terawang dan belum pasti atau sah. Suatu ikatan dimana kita belajar untuk menjaga perasaan pasangan kita dan saling berbagi untuk sementara. Suatu ikatan dimana kita bisa membatasi diri untuk tidak bebas seperti burung di langit agar tidak melukai hati pasangan kita, so pacaran itu tingkat awal dimana kita akan mulai menikah atau ke tahap yang serius nantinya (itu menurut aku").
Saat "PACARAN" biasanya ada kegiatan yang dinamakan kencan gitu. semacam jalan bareng, makan, nonton atau melakukan aktifitas bersama yang memang sudah disiapkan khusus untuk dikerjakan besama sebelumnya (gitu kali y??).
"Iya aku mau jadi pacar kamu, aku juga cinta kamu"
Itulah yang mengawali sebuah ikatan yang dinamakan "PACARAN"
Sebenarnya apa sih yang dinamakan dengan PACARAN itu?
Sehingga membuat remaja sekarang beranggapan bahwa masa muda atau masa remaja itu nggak bakal asyik kalau nggak pacaran.
Memangnya masa remaja itu bakal asyik dengan pacaran aja? nggak juga kali...
Kamu bisa melakukan hal-hal baru yang positif dan sebelumnya belum pernah kamu lakukan. Itu juga nggak kalah asyik kok..
"PACARAN" itu adalah diamana kita mempunyai ikatan antara seorang orang ce dan co yang ikatan itu masih rapuh atau terawang dan belum pasti atau sah. Suatu ikatan dimana kita belajar untuk menjaga perasaan pasangan kita dan saling berbagi untuk sementara. Suatu ikatan dimana kita bisa membatasi diri untuk tidak bebas seperti burung di langit agar tidak melukai hati pasangan kita, so pacaran itu tingkat awal dimana kita akan mulai menikah atau ke tahap yang serius nantinya (itu menurut aku").
Saat "PACARAN" biasanya ada kegiatan yang dinamakan kencan gitu. semacam jalan bareng, makan, nonton atau melakukan aktifitas bersama yang memang sudah disiapkan khusus untuk dikerjakan besama sebelumnya (gitu kali y??).
“Bila dia kembali, dia akan menjadi milikmu selamanya”
"Pupus" itulah judul film ini, aku baru suka film ini tadi waktu ditanyangin di salah satu stasiun TV tapi memang sebelumnya aku belum pernah tahu sih cuma pernah samar-samar denger gitu. Maklumlah aku tinggal disebuah kota kecil jadi kurang begitu tau tentang perkembangan, istilahnya ketinggalan gitu. setelah aku jatuh cinta sama ini film aku langsung cari-cari tentang film ini dan ini yang aku dapat.
Dalam industri film, popularitas sebuah lagu bisa menjadi preseden untuk sebuah film. Filmnya sendiri belum beredar di bioskop, namun lagunya sudah lebih dulu akrab di telinga masyarakat. Di Indonesia, contoh kasus yang cukup mumpuni adalah Heart, film yang disutradarai Hanny Saputra tahun 2006. Soundtrack yang cukup populer dari film tersebut adalah My Heart, yang ditembangkan oleh Irwansyah dan Acha Septiarasa. Ketika lagu tersebut mulai populer di belantika musik nasional, film Heart belum masuk bioskop, dan baru diberitakan akan dirilis beberapa bulan ke depan. Ketika akhirnya dirilis, Heart praktis sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Tidak heran kalau kemudian Heart menjadi film Indonesia terlaris tahun 2006, dengan jumlah penonton mencapai 1,3 juta orang.[1]
Pupus, film produksi terbaru Maxima dan Dreamscape Pictures, adalah contoh kasus lainnya. Bedanya denganHeart, Pupus didasarkan pada sebuah lagu yang aslinya adalah karya musik yang berdiri sendiri. Lagu tersebut pertama kali dirilis oleh Dewa 19 pada tahun 2002, sebagai bagian dari album Cintailah Cinta. Sebagai sebuah lagu, Pupus cukup populer sebagai sebuah balada tentang cinta tak berbalas. Salah satu baris liriknya yang cukup terkenal adalah “Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan.” Tema cinta tak berbalas itulah yang kemudian direproduksi dalam cerita film Pupus. Filmnya sendiri tak ada hubungannya dengan Dewa 19, kecuali lewat sejumlah soundtrack.
Karena lebih berdasar pada sebuah tema cerita, alih-alih terikat secara ketat pada konten lagu aslinya, filmPupus dapat bermain-main dengan cerita apapun. Tema cinta tak berbalas adalah tema yang universal, karena cinta tak berbalas dapat terjadi pada siapapun, dimanapun, kapanpun, dan dalam bentuk apapun. Melalui filmPupus, Rizal Mantovani menyajikan sebuah cerita tentang seorang gadis dari Lampung yang kuliah di ibukota. Nama gadis tersebut adalah Cindy (Donita). Ibunya menasihati putrinya kalau Jakarta dipenuhi oleh jejaka yang tak jelas juntrungannya. Nasihat tersebut yang Cindy amalkan dengan berniat fokus kuliah, dan tak memikirkan soal pacaran. Itulah yang Cindy tegaskan ke teman baiknya di awal-awal film.
Seiring berjalannya waktu, iman Cindy goyah juga. Konflik utama cerita, yakni cinta segitiga antara Cindy, Panji (Marcel Chandrawinata), dan Hugo (Arthur Brotolaras), pun terpantik. Panji dan Hugo adalah dua kakak angkatan Cindy di kampus. Protagonis kita pertama kali bertemu mereka saat masa orientasi mahasiswa baru. Seiring berkembangnya plot, Panji dan Hugo bergantian menempati puncak skala prioritas Cindy. Ketika Panji tiba-tiba pergi tanpa pesan di kencan pertema mereka, Cindy merapat ke Hugo. Ketika Hugo tiba-tiba menunjukkan ketidakjelasan yang serupa, Cindy kembali merapat ke Panji. Begitulah yang terjadi sepanjang film. Karena para lelaki tak kunjung memberi kepastian, sedikit sekali adegan dalam film dimana Cindy tak dirudung nestapa.
Pertanyaannya kemudian: sesenggang apakah mahasiswa sekarang, sehingga pikirannya hanya cinta dan nestapa? Kenyataannya mungkin begitu, namun film Pupus bukanlah film yang berkomitmen pada realita. FilmPupus hanya peduli pada perkembangan isi hati para karakter utamanya, yakni sejumlah mahasiswa dan mahasiswa kelas menengah. Mereka yang penonton lihat sepanjang cerita bergulir. Film pun secara terus-menerus menggiring penonton ke nestapa dan tragedi cinta mereka, tanpa sekalipun melirik realita di sekitar mereka. Tidak heran kalau kemudian shot yang dominan adalah close-up dua sejoli, entah itu Cindy dengan Panji, atau Cindy dengan Hugo, dengan latar belakang yang direduksi menjadi kerlip warna-warni. Ibaratnya, dunia serasa milik berdua, yang lain offscreen.
Cara film membangun karakternya juga tak berjejak pada realita. Status para karakter sebagai mahasiswa bahkan tidak diperhitungkan dalam bangunan cerita. Memang ada beberapa adegan singkat yang menampilkan rutinitas mahasiswa. Ada beberapa adegan Cindy belajar di kelas. Ada beberapa adegan Panji beraktivitas di laboratorium. Ada juga satu adegan Hugo dan Cindy mengunjungi tempat latihan kelompok pecinta alam di kampus. Masalahnya, adegan-adegan tersebut baru sebatas menunjukkan status mereka sebagai mahasiswa. Sesungguhnya apa yang para karakter pedulikan hanyalah urusan cinta dan nestapa mereka. Dalam satu adegan di pertengahan film, Cindy menerobos masuk ke dalam laboratorium fakultas teknik, dan kemudian marah-marah pada Panji. Sekelibat, terlihat kalau ada beberapa mahasiswa lainnya sedang praktikum. Ketika fokus kamera berpindah ke Panji dan Cindy, para mahasiswa yang praktikum tadi tersingkir keluar layar, dan tak terdengar lagi suaranya sampai film ganti adegan.
Sebagai sebuah cerita, film Pupus sangatlah generik. Ia tidak terikat oleh realita di luar sana, tidak juga secara spesifik terikat oleh identitas karakternya. Ceritanya begitu mengatasnamakan cinta, sehingga detail-detail sosial dan individual di dalamnya tak jadi soal. Skenario dasar film Pupus, yakni seorang perempuan yang terombang-ambing antara dua laki-laki, praktis bisa dibawa ke tempat lain dan dilakoni oleh orang berprofesi lain. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bukankah cinta tak berbalas adalah hal yang universal?
Hal universal lainnya yang dipraktekkan film Pupus adalah jualan. Jualan yang paling terasa adalah jualan lokasi cerita. Mayoritas cerita film Pupus terjadi di kampus Universitas Trisakti, yang turut terlibat di balik produksi. Sejumlah adegan rutinitas mahasiswa menampilkan fasilitas-fasilitas yang tersedia di Universitas Trisakti. Visual film yang jernih dan warna-warni praktis merangkap jadi iklan untuk Universitas Trisakti. Jualan lainnya adalah jualan suatu merk telepon seluler. Beberapa close up menunjukkan merk telepon seluler tersebut, yang dipakai oleh seluruh karakter dalam film. Dalam beberapa adegan, terlihat ada iklan merk telepon seluler tersebut terselip di pojok kampus.
Jualan yang paling signifikan adalah jualan tiket film Pupus sendiri. Hal ini sangat terasa ketika film secara berlebihan menggunakan lagu Pupus dalam perkembangan ceritanya. Dalam beberapa adegan melankolis, terutama ketika Cindy secara telak ditinggal oleh Panji di hari ulang tahunnya, penggunaan lagu Pupussangatlah tepat guna. Lagunya sendiri tentang cinta tak berbalas, wajar kalau jadi pengiring adegan-adegan melankolis tersebut. Masalahnya, apa signifikansi lagu Pupus ketika ia digunakan di adegan-adegan bahagia? Lagu Pupus tetap terdengar, bahkan ketika kamera secara terang-terangan menunjukkan dua sejoli yang bahagia, baik ketika Cindy bersama Panji, maupun waktu bersama Hugo. Ada ketidaksamaan logika bertutur antara suara dan gambar, yang dalam banyak hal bisa dilihat sebagai usaha film untuk jualan.
Sebagai alat pemasaran, popularitas lagu Pupus memang memiliki prospek yang menggiurkan. Jutaan orang menggemari lagu tersebut. Dewa 19, band yang menyanyikan lagu Pupus, juga punya banyak penggemar. Dengan banyak menggunakan lagu Dewa 19 yang populer tersebut, film Pupus sejatinya baru membuktikan relevansi judul filmnya, selain tentunya mengusik rasa penasaran penggemar lagu Pupus dan band Dewa 19. Ditilik dari penggunaannya dalam film, lagu Pupus sendiri hanyalah sebuah tempelan, yang kebetulan saja berkaitan secara tematik dengan sajian filmnya. Sesungguhnya, pembuat film Pupus bisa saja memakai judul sendu dan balada pop lainnya untuk cerita yang mereka sajikan. Hasilnya akan sama saja.
Pupus | 2011 | Sutradara: Rizal Mantovani | Negara: Indonesia | Pemain: Donita, Marcel Chandrawinata, Kaditha Ayu, Arthur Brotolaras, Ichsan Akbar, Vicky Monica
Berlianita Nurazizah
Nama lengkapnya Berlianita Nurazizah Cahya Setiyadin (nama apa kereta api tu? panjang amat). Gadis cantik satu ini kelahiran Trenggalek 18 Maret 1999. Gadis yang biasa dipanggil Elin ini mempunyai makanan favorit daging ayam yang ditusuk-tusuk alias sate dalam bahasa Inggris ni disebut satay (walah, blang sate aja kok ribet). Cewe yang suka membaca novel dan playlist ini suka banget membantu ibunya (anak yang berbakti pada orang tua). Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah adik dari Anggita Febriyani Cahaya Setiyadin ini adalah penggemar Bisma dan Rafael Sm*sh lho (itu saya sendiri lho, kakaknya namanya juga panjang kaya kereta). Kakak adik satu ini biasa dibilang kembar lo, karna facenya yang sama (ah nggak juga, faceku lebih kecil dari Elin) dan juga tingginya yang hampir sama padahal jarak keduanya adalah 4 tahun (emang adikku longgor tuh) tapi walaupun dibilang gitu mereka tetep enjoy aja tuh? (sipph). Cewe berdarah sunda dan jawa ini paling susah dengan yang namanya bahasa Indonesia (nah lo? orang mana dia? kok nggak bisa bahasa Indonesia yang baik dan benar?).
Ini dia foto dari Elin
Playfull Kiss (Naughty Kiss)
EpiLoGue-Baek SeungJo 2
Ketika cahaya merah matahari yang terbenam di langit yang hitam
Seekor burung terbang di antara langit dan lautan.
Ketika mendengar suara sepedahku yang menggores angin di musim gugur lautan yang membuat pendengaranku terasa tenang...
"Dokter Baek kau pulang? Kau pulang terlambat."
Seorang Nenek yang sedang mengumpulkan jaring ikan itu
mendekat untuk menyapaku.
Seung Jo : "Ya aku pulang terlambat karena baru kembali dari rumah Tuan Lee, Mandor Desa ini."
Nenek : "Oh! Orang itu dapat terus bertahan karenamu Dokter Baek."
Seung Jo : "Tidak juga. Nenek, Bagaimana pinggangmu yang sakit itu?
Nenek : "Setelah mendapat obat yang kau berikan Dokter Baek, Aku sembuh dengan sangat mengejutkan."
Seung Jo : "Itu melegakan. Jika kau kehabisan obat maka datanglah padaku dan aku akan berikan kembali."
Nenek : "Baiklah, Tapi muskipun aku tidak datang padamu, Perawat Ha Ni akan memeriksanya dan mengaturnya untukku. Dimana kau menemukan istri yang cantik seperti itu. Dia adalah keberuntunganmu Dokter Baek."
Seung Jo : "Ya. Dia adalah keberuntunganku. Tolong jaga kesehatanmu."
Kapal hanya datang dua kali sehari dimana
Nenek dan Kakek tidak tinggal disini.
Di pulau ini Ha Ni lebih populer,
Seorang pengantin muda yang mengikuti suaminya.
Para Nenek dan Kakek sangat mencintainya karena dia datang kemari mengikutiku yang di tugaskan di pulau terpencil dan kesulitan.
Memikirkan apa yang terjadi sebelumnya itu membuatku merasa tertawa.
Alih-alih menjadi Dokter Militer kini aku menjadi Dokter Umum Kesehatan untuk 3 tahun dan di tepatkan di daerah terpencil untuk memberikan layanan yang baik.
Aku harus menerapkannya untuk suatu posisi di sebuah pulau, Tapi jika aku harus melakukan ini, aku menginginkan bekerja di sebuah tempat yang benar-benar membutuhkan layanan.
Aku ingin menemukan tempat dimana pekerjaanku ini dapat membayar sesuatu hal yang luar biasa, dimana banyak orang tidak ingin pergi kesini karena tempat yang kecil yang sulit di temukan.
Aku tetap tidak dapat melupakan tatapan keluargaku saat aku mengatakan dimana aku akan bekerja, pindah ke sebuah pulau yang jaraknya 5 jam dari Seoul dan harus menggunakan perahu selama 1 jam.
Pada saat itu Ha Ni lulus dari sekolah keperawatan dan mendapat kerja di rumah sakit, karena dia sudah menyelesaikan 1 tahun masa latihannya. Tapi dia berkata dia tidak pernah memikirkan ini.
Dia menangis dan tidak makan untuk beberapa hari.
Berkata bagaimana dia bisa tinggal begitu jauh dari seseorang yang di cintainya dan bagaimana dia tidak ingin melakukan ini....
Ini mungkin karena Aku mencintaimu lebih dari cintamu.
Aku lebih merasa menderita saat melihat Ha Ni yang menangis. Aku akan merasa lebih sedih karena akan jauh darimu...
Saat matahari terbit, kau membuka matamu dan
memberikan kecupan singkat di keningku.
Saat malam kau melihatku dengan nyaman dan tertidur saat aku bernafas.
Lenganmu itu menyelimutiku...
Kehangatanmu dan tubuhmu yang gemuk itu...
Sekarang aku tanpamu merasa kosong dan tidak bisa tertidur...
Aku seperti orang bodoh!
Dan kau berfikir bahwa aku tidak lebih mencintaimu sayang...
Setelah kau menangis, tidak makan beberapa hari dan membuat kehebohan ini kau berkata... Setelah menjadi pandai dengan pelatihan perawat dan setelah menjadi Istri seorang dokter, kau akan mengikutiku. Kau mengatakan hal itu dengan mata terpejam dan menangis. Ya kau memberikan aku sebuah izin.
Saat hari aku akan pergi sendiri, Kau mencoba dengan keras agar tidak menangis dengan menggiggit bibirmu itu di depan Pelabuhan Incheon.
Saat melihat Ha Ni, haiku ikut terguncang dan aku bahkan tidak bisa megatakan "Hiduplah dengan baik dan jaga dirimu." Yang aku bisa lakukan hanya berbalik dan pergi...
Bagaimanapun setelah 3 bulan berlalu, kau tidak bisa hidup tanpa melihatku dan akhirnya kau datang kemari.
Saat aku mendengar suara kaki Ha Ni...
Saat dia mengatakan 'Seung Jo' dengan suaranya yang cengeng itu...
Saat dia berlari kepelukanku...
Kejadian itu membuatku gila. Ini adalah hal yang ku rindukan... Menunggu tanpa tau harus mengatakan apapun dan hanya bisa menerima.
Saat aku kembali dari tugasku,
seorang anak kecil berusia 5 tahun dengan mata yang lebar itu berlari kearahku.
Ya.
Dia putriku.
Ha Ni : "Baek Seung Ha! Apakah kamu tidak akan kemari? Kau tidak perlu berlindung di belakang Ayahmu!"
Seung Ha : "Ibu... Maafkan aku."
Seung Jo : "Seung Ha-ku, Apa yang kau lakukan lagi sehingga Ibu marah seperti itu?"
Seung Ha : "Ayah, aku takut pada Ibu."
Ha Ni : "Jangan berfikir untuk melindungi Seung Ha hari ini. Dia kembali merusak mainannya. Gadis seperti apa yang selalu penasaran akan banyak hal?"
Seung Ha : "Aku sangat penasaran apa yang harus kulakukan agar suara dan gambarnya keluar.
Whoo. Kau, hanya karena kejadian lainnya yang di sebabkan
rasa penasaran lagi!
Selalu saja dua orang ini seperti ini, dan hari pun terjadi kembali.
Seung Jo : "Baiklah? Apakah kau benar-benar penasaran dengan ini? Tapi jika kau mengambil ini maka kau harus mengembalikannya seperi semuka. Sekarang, sebelum ibu kembali marah, haruskah kita mengembalikannya seperti semula? Bagian mana yang kau hilangkan sekrupnya?"
Mata yang penuh rasa penasaran itu menarik tanganku dan mengikutiku.
"
Ha Ni : Berapa kali kau melakukannya? Jam, radio dan akhirnya permainan yang Paman Eun Jo kirimkan untukmu. Sekarang tidak ada jalan lain, kau harus di hukum!!"
Seung Jo : "Seung Ha ayo kabur!"
Seung Ha : "Ayah, aku ikut! Ha Ha Ha Ha"
Seorang anak dan Ibu yang menggerutu,
Tawa anak itu membuat sekeliling rumah menjadi sangat hangat.
Ngomong-ngomong, hatiku terasa dipenuhi bunga....
Seung Ha : "Ayah, mainkan gitar. Aku akan menyanyi lagu '3 beruang'"
Seung Jo : "Haruskah aku memainkannya?"
Dia tau apa yang harus dia lakukan saat Ibunya marah.
Seung Ha : "3 beruang hidup di satu rumah. Ayah beruang, Ibu beruang, dan Bayi beruang. Ayah Beruang kurus, Ibu Beraung gemuk..."
Ha Ni : "Baek Seung H! Kau lagi!! Ibu beruang tidak gemuk tapi Ayah beruanglah yang gemuk!"
Seung Ha : "Tidak. Di rumah kita Ibu beruanglah salah stau yang gemuk, benar?"
Seung Jo : : "Kau membuat lelucon dengan mengatakan Ibumu gemuk?"
Seung Ha :"Ayah menyukai Ibu yang gemuk bukan? Bukankah itu bagus jika Ibuku yang tercinta ini mengambil alih dunia?"
Ha Ni : "Seperti yang diharapkan, suamiku yang terbaik!!"
Ha Ni mengangkat jempolnya dan dia tertawa bersinar.
Jalanku untuk mencintanya adalah dengan menjadi suami yang baik.
Ya perlahan-lahan...
Setelah menidurkan Seung Ha di malam hari.
Kami pun berbincang-binang mengenai hal-hal kecil.
Ha Ni : "Bagaimana kabar Kakek Lee?"
Seung Jo : "Ya, dia sudah lebih membaik."
Ha Ni : "Aku sangat terkejut pada hari itu..."
Dia dalam kondisi yang sangat serius karena tekanan darahnya sulit di periksa di mesin dan saat dia mendapat panggilan periksa tiba-tiba saja dia pingsan. Untung saja cepat dia mendapat perawatan CPR sehingga dia dapat melewati masa krirsnya tapi dia perlu pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan mendapatkan perawatan.
Seung Jo :"Walaupun dia membutuhkan rumah sakit yang besar dan sebuah perawatan, tapi karena dia mempercayaimu Doker Baek maka dia tidak ingin pergi. Jika ini terus berkelanjutan, bagaimana jika ini menjadi lebih serius?"
Ha Ni : "Semua Nenek dan Kakek seperti itu. Mereka berfikir jika mereka rindu dengan pekerjaannya sebagai petani maka mereka akan mendapat sebuah masalah besar. Apakah kau pikir anak mereka tau bagaimana mereka hidup dengan bekerja keras?"
Seung Jo : "Aku tau... Oh Yeah, Nenek dari Mokpo itu memberikanmu pujian hari ini sayang. Dimana kau selalu menjaga obat-obatnya."
Ha Ni : "Tentu saja, siapa dulu aku....? Ini bukanlah masalah besar bagi Istri Dokter Baek Seung Jo yang jenius itu."
Ha Ni benar-benar merawat Nenek dan Kakek yang membutuhkan perawatan.
Memijat kaki Kakek yang kelelahan setelah mengurus lahan pertaniannya.
Memeriksa dan mengirimkan obat bagi mereka yang tidak bisa datang ke klinik kesehatan.
Bahkan dia membantu memandikan Nenek untuk mandi.
Ha Ni mempelajari prinsipku, 'Jangan melihat penyakitnya, tetapi melihat orangnya, seseorang yang membantu seseorang.' dia melakukan prinsip itu lebih baik dari yang kulakukan.
Ini lah istriku.
Cantik.
Perlahan-lahan perasaanku kepadamu semakin besar.
Di dalam pelukanku, wangimu itu membuat bibirku bergetar.
Dan aku berharap Aroma itu membuat tubuhku tergetar.
Semakin aku melihatmu, aku merasa cinta kita seperti lautan.
"Ring Ring."
Telfon penting itu datang di saat waktu pribadi untuk seorang pasangan.
Playfull Kiss (Naughty Kiss)
Baek Seung Jo’s Diary (Playful Kiss) – Epilogue
Baek Seung Jo’s Diary isinya perasaan Seung Jo mengenai kejadian-kejadian yang ada.
Baek Seung Jo’s Diary-Epilogue
Seung Jo
(Satu Tahun kemudian )
Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
“Aku kembali.” Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.
Seung Jo : “Apa itu begitu sulit?”
Ha Ni : “Ya.”
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : “Cuci muka dan cepatlah istirahat.”
Ha Ni : “Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir.”
Seung Jo : “Apa kau membutuhkan bantuan?”
Ha Ni : “Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku.”
Seung Jo : “Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku.”
Ha Ni : “Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok.”
Aku merasa tersentuh mendengarnya.
Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya.
Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar
kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga
tidak ada yang seharusnya belajar sendiri.
Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior.
Terlalu banyak yang harus di hapalkan.
Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.
Ibu Seung Jo : “Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya.”
Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam.
Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni.
Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi
Hani : “Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya.”
Ibu Seung Jo : “Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat.”
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.
Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?
Ibu Seung Jo: “Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya.”
Ha Ni : “Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan.”
Ibu Seung Jo : “Kau… Apa kau memiliki berita bagus…?”
Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.
Seung Jo : “Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu.”
Ibu Seung Jo : “Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat.”
Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang.
Lalu Ib upun pergi ke bawah.
Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : “Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun.”
“Baiklah.” Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam.
Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini.
Dia pasti sedang sakit.
Seung Jo : “Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit.”
Ha Ni : “Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah.”
Ha Ni
‘Apa yang harus kulakukan? Aku hamil. Aku tidak dapat menjadi perawat dan tidak dapat menyelesaikan apapun.’
Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh.
Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
Dan jika Ibu mengetahui hal ini maka dia akan memintaku untuk menyerah menjadi perawat.
Apakah aku harus menyerah dengan cita-citaku ini?
Apa yang harus kulakukan?
Aku merasa hatiku terbebani saat aku berfikir bahwa aku tidak bisa meneruskan mimpiku untuk menjadi seorang perawat demi memiliki bayi.
Begitu aku pulang, Ibu langsung menanyakan beberapa pertanyaan padaku.
Aku rasa dia mencoba mengantisipasi sesuatu.
Aku hanya berkata bahwa aku sedang sakit perut dan aku langsung menaiki tangga menuju kamar.
‘Seung Jo, cepatlah dan pulang. Apa yang harus aku lakukan?’
Walaupun aku dengan sabar menunggu Seung Jo pulang, d
ia tetap pulang terlambat hari ini juga.
Mahasiswa yang lainnya dari Kelompok Belajarnya tinggal bersama namun karena Seung Jo sudah menikah maka dia pulang ke rumah walaupun dia selalu telat.
Aapakah dia akan senang jika tiba-tiba kami memiliki
anak di tengah-tengah kesibukan kami belajar?
Saat sedang menunggu Seung Jo. Sejumlah pikiran datang dan menghantui pikiranku.
‘Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi…’
Seung Jo :”Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?”
Ha Ni : “Ya.”
Seung Jo : “Minggu depan saatnya test, Apa kau yakin?”
Ha Ni : “Ya. Aku harus lulus! Untukku, untukmu dan untuk ba… HMPH!”
Ha Ni sedang berbicara namun tiba-tiba dia menutup mulutnya
dengan tangan dan berhenti berbicara.
Seung Jo : “Apa?”
Ha Ni : “Ah tidak apa-apa.”
Seung Jo : “Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi.”
Seung Jo
Melihat Ha Ni yang diam, aku pun menariknya ke pelukanku dan mengelus rambutnya.
Nafas Ha Ni yang lembut itu terasa di dadaku.
Aku merasa sangat damai saat Ha Ni di pelukanku.
Seperti cahaya kembang api, perlahan-lahan di keningnya, lalu di daun telinganya aku menciumnya.
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.
Seung Jo : “Kenapa? Apa ada yang salah? Kau tidak menyukainya?”
Ha Ni : “Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman.”
Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.
“Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur.”
Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.
HA NI
Walaupun aku ada di pelukan Seung Jo dan berciuman dengannya tapi aku tetap tidak dapat berhenti mengkhawarikan apa yang akan terjadi nanti.
Apa yang harus di lakukan? Apakah seseorang sepertiku dapat menjadi Ibu yang baik? Aku tidak pandai, orang yang ceroboh dan selalu mendapatkan kecelakaan. Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersama anakku? Seperti yang terjadi dengan Ibuku.
Aku tidak ingin memikirkan hal ini tapi hal ini terus muncul dan membuatku merasa khawatir.
‘Seung Jo, apa yang harus kulakukan? Aku ingin menjadi seorang Ibu setelah menyelesaikan mimpiku dan menjadi orang yang baik. Karena sudah terjadi seperyi ini, Apa yang harus kita lakukan? Oh Ha Ni! Berhentilah panik dan mulailah rajin belajar!’
Seung Jo
Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih.
Siput itu terlihat sangat rajin demi menggapai mimpinya. Aku bangga padamu Ha Ni, tapi melihatmu seperti ini. Ini membuat hatiku seperti tertancap pisau.
Aku melihatnya dari belakang saat dia sedang belajar tanpa mengatakan apapun.
Semangat siputku Oh Ha Ni!
Perlahan-lahan dia jatuh di meja dan tidak terbangun lagi.(Maksudnya ketiduran)
‘Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman.”
Angin berhembus…
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.
Ha Ni
Akhirnya hari ini adalah test…
Mulai sekarang, Bayi ini dan aku dapat mengatasi masalah ini.
Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit.
Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja.
Kau pasti akan sangat tulus dan seperti aku. Kau akan sangat dingin jika kau seperti Seing Jo.
Tunggu… Bagaimana jika kau sepertiku yang tidak pintar?
Tidak. Bayi kumohon kau harus memiliki otak Seung Jo dan kepribadian sepertiku.
Kumohon… Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.
‘Lakukan yang terbaik untuk test.’ Kata Adik ipar Eun Jo.
‘Ha Ni! Minumlah beberapa obat untuk menenangkan hatimu.’ Ucap Ibu yang selalu khawatir.
‘Makanlah bekal makan siang ini’ Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat.
Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test.
Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan.
Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.
Seung Jo
Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik.
Untung saja udara tidak sedang dingin.
Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
‘Apa kau merasa begitu baik?’
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semi
dan bunga yang bermekaran.
Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.
Dokter : “Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. “
“Ibu?” Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.
Seung Jo : “Apa kau sudah tau?”
Ha Ni : “Yeah.”
Seung Jo : “Bodoh, kenapa kau tidak memberitahuku?”
Ha Ni : “Karena kau akan kaget dan sibuk. Aku juga tidak menyiapkan apapun.”
Suara yang keluar dari mulutnya itu terdengar begitu ragu-ragu.
Seung Jo : “Lalu apa kau berniat menggugurkannya?”
Ha Ni pasti sangat kaget dengan suaraku yang marah dan matanya terlihat membesar lalu dia mengangguk dan mengatakan hal ini sambil menangis,
Ha Ni : “Aku pikir ini akan membingungkanmu jika aku mengatakannya saat kau sedang sibuk belajar, setelah kita menyelesaikan test ini…..”
Seung Jo : “Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kau yang membuat semua penderitaan ini dan aku bahkan tidak tau jika kau tertawa seperti orang bodoh. Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang yang jahat? “
Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Mengatakan kata-kata ini aku pikir Bayi ini akan mendengarnya dan aku mengabaikan mata Ha Ni.
Baek Seung Jo. Kau memiliki jalan yang panjang untuk pergi…
Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, “Tidak itu… itu… bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini… Berhenti belajar… Biarkan itu pergi… Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu…”
Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh.
Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini…
Jika aku lebih menjaganya…
Seseorang yang menjadi dokter bahkan tidak mengetahui bahwa istrinya sedang hamil dan dia menderita seperti ini…
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata ‘Maaf’ tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni.
Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan?
Seperti suami yang bodoh, tangisan itu membuat tulang ini sakit.
Tangisan dari laki-laki yang membiarkan istrinya menanggung semua penderitaan ini.
Ha Ni : “Sebenarnya aku takut. Aku takut bahwa aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang Ibuku lakukan. “
Aku mengerti. Kau merasa terluka dari sesuatu yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.
Seung Jo : “Itu baik-baik saja. Kau memiliki aku. Aku akan menjagamu. Tidak peduli apapun aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku sendri. Jadi jangan khawatir. Mengerti?”
Sebuah janji dan ciuman.
Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu.
Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga…
Mulai sekarang jangan menangis sendiri.
Dengan menghilangkan air mata ini maka aku juga akan menghilangkan semua kesedihanmu.
Kesendirian yang ada di air matamu itu aku minta kau menghapusnya.
Perlahan-lahan air mata Ha Ni pun mulai mereda.
Dengan wajah yang penuh air mata itu dia bertanya, “Apa kita tetap akan memberitahu hal ini pada orang tua kita?”
Seung Jo : “Tidak. Dengan sikap Ibu yang agresif itu kita tidak tahu apa reaksinya jadi kita harus menunggu hingga hasil tes-mu itu keluar. Setelah kita lulus maka dia tidak akan meminta kau untuk keluar atau berhenti kuliha. Ngomong-ngomong, aku dengar jika seseorang sedang hamil maka akan menginginkan sesuatu. Apa kau menginginkan sesuatu?”
Ha Ni : “Apa kau benar-benar akan membawakan apa yang aku inginkan?”
Seung Jo : “Tentu.”
Ha Ni : “Sejauh ini belum ada yang aku inginkan.”
Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Apakah aku benar-benar seperti itu? Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Seujujurnya walaupun aku mengatakan aku mencintaimu tapi terkadang aku mengabaikan hal-hal kecil yang kau lakukan untukku.
Maafkan aku lagi. Kenapa cinta berarti mengatakan maaf?
Kapan akan ada hari dimana cinta lebih efisien dengan mengatakan maaf?
Ha Ni : “Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?”
SeungJo : “Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!”
Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.
Eun Jo : “Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?”
Ibu Seung Jo : “Apa? Strawberi?”
Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.
Seung Jo : “Ini, aku membeli Strawberi.”
Ha Ni : “Ini memakan waktu yang lama dari yang aku pikir. Apa tidak ada yang menjualnya di sekitar sini?”
Seung Jo : “Yeah. Tidak ada tetangga yang memilikinya jadi aku pergi ke supermarket besar. Aku pikir aku tertangkap basah oleh Eun Jo jadi cepatlah habiskan.”
Ha Ni : “Benarkan? Kalau begitu kita berdua harus memakannya.”
Seung Jo : “Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?”
Tiba-tiba aku merasa hatiku terpenuhi oleh tatapan Mata Ha Ni yang seperti cahaya bulan.
Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.
Ibu Seung Jo :”Ha Ni! Seung Jo!”
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.
Ibu Seung Jo : “Kalian berdua memiliki sesuatu yang di sembunyikan benar bukan? Jawab dengan jujur. Apa Ha Ni hamil?”
Rasa penasarannya itu sungguh gila.
Seung Jo : “Ya.”
Ibu Seung Jo : “Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih.”
Ha Ni ” “Seujujurnya… Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar.”
Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.
“Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat.”
Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna
Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.
Ibu Seung Jo :”Jangan khawatir dan cukup lahirkan bayi yang sehat. Aku akan mengatur semuanya.”
Seung Jo : “Jangan memakaikan pakaian bayi perempuan lagi!”
Ibu Seung Jo : “Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!”
Suara yang ribut itu keluar dari suara Ibu yang penuh dengan kegembiraan dan memenuhi rumah ini. Awal penderitaan ini sudah pergi dan sekarang cahaya matahari membuat semua ini bersinar.
Dan untuk Bayi kami juga ^^
Seung Jo
(Satu Tahun kemudian )
Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
“Aku kembali.” Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.
Seung Jo : “Apa itu begitu sulit?”
Ha Ni : “Ya.”
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : “Cuci muka dan cepatlah istirahat.”
Ha Ni : “Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir.”
Seung Jo : “Apa kau membutuhkan bantuan?”
Ha Ni : “Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku.”
Seung Jo : “Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku.”
Ha Ni : “Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok.”
Aku merasa tersentuh mendengarnya.
Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya.
Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar
kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga
tidak ada yang seharusnya belajar sendiri.
Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior.
Terlalu banyak yang harus di hapalkan.
Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.
Ibu Seung Jo : “Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya.”
Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam.
Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni.
Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi
Hani : “Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya.”
Ibu Seung Jo : “Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat.”
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.
Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?
Ibu Seung Jo: “Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya.”
Ha Ni : “Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan.”
Ibu Seung Jo : “Kau… Apa kau memiliki berita bagus…?”
Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.
Seung Jo : “Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu.”
Ibu Seung Jo : “Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat.”
Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang.
Lalu Ib upun pergi ke bawah.
Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : “Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun.”
“Baiklah.” Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam.
Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini.
Dia pasti sedang sakit.
Seung Jo : “Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit.”
Ha Ni : “Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah.”
Ha Ni
‘Apa yang harus kulakukan? Aku hamil. Aku tidak dapat menjadi perawat dan tidak dapat menyelesaikan apapun.’
Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh.
Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
Dan jika Ibu mengetahui hal ini maka dia akan memintaku untuk menyerah menjadi perawat.
Apakah aku harus menyerah dengan cita-citaku ini?
Apa yang harus kulakukan?
Aku merasa hatiku terbebani saat aku berfikir bahwa aku tidak bisa meneruskan mimpiku untuk menjadi seorang perawat demi memiliki bayi.
Begitu aku pulang, Ibu langsung menanyakan beberapa pertanyaan padaku.
Aku rasa dia mencoba mengantisipasi sesuatu.
Aku hanya berkata bahwa aku sedang sakit perut dan aku langsung menaiki tangga menuju kamar.
‘Seung Jo, cepatlah dan pulang. Apa yang harus aku lakukan?’
Walaupun aku dengan sabar menunggu Seung Jo pulang, d
ia tetap pulang terlambat hari ini juga.
Mahasiswa yang lainnya dari Kelompok Belajarnya tinggal bersama namun karena Seung Jo sudah menikah maka dia pulang ke rumah walaupun dia selalu telat.
Aapakah dia akan senang jika tiba-tiba kami memiliki
anak di tengah-tengah kesibukan kami belajar?
Saat sedang menunggu Seung Jo. Sejumlah pikiran datang dan menghantui pikiranku.
‘Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi…’
Seung Jo :”Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?”
Ha Ni : “Ya.”
Seung Jo : “Minggu depan saatnya test, Apa kau yakin?”
Ha Ni : “Ya. Aku harus lulus! Untukku, untukmu dan untuk ba… HMPH!”
Ha Ni sedang berbicara namun tiba-tiba dia menutup mulutnya
dengan tangan dan berhenti berbicara.
Seung Jo : “Apa?”
Ha Ni : “Ah tidak apa-apa.”
Seung Jo : “Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi.”
Seung Jo
Melihat Ha Ni yang diam, aku pun menariknya ke pelukanku dan mengelus rambutnya.
Nafas Ha Ni yang lembut itu terasa di dadaku.
Aku merasa sangat damai saat Ha Ni di pelukanku.
Seperti cahaya kembang api, perlahan-lahan di keningnya, lalu di daun telinganya aku menciumnya.
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.
Seung Jo : “Kenapa? Apa ada yang salah? Kau tidak menyukainya?”
Ha Ni : “Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman.”
Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.
“Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur.”
Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.
HA NI
Walaupun aku ada di pelukan Seung Jo dan berciuman dengannya tapi aku tetap tidak dapat berhenti mengkhawarikan apa yang akan terjadi nanti.
Apa yang harus di lakukan? Apakah seseorang sepertiku dapat menjadi Ibu yang baik? Aku tidak pandai, orang yang ceroboh dan selalu mendapatkan kecelakaan. Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersama anakku? Seperti yang terjadi dengan Ibuku.
Aku tidak ingin memikirkan hal ini tapi hal ini terus muncul dan membuatku merasa khawatir.
‘Seung Jo, apa yang harus kulakukan? Aku ingin menjadi seorang Ibu setelah menyelesaikan mimpiku dan menjadi orang yang baik. Karena sudah terjadi seperyi ini, Apa yang harus kita lakukan? Oh Ha Ni! Berhentilah panik dan mulailah rajin belajar!’
Seung Jo
Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih.
Siput itu terlihat sangat rajin demi menggapai mimpinya. Aku bangga padamu Ha Ni, tapi melihatmu seperti ini. Ini membuat hatiku seperti tertancap pisau.
Aku melihatnya dari belakang saat dia sedang belajar tanpa mengatakan apapun.
Semangat siputku Oh Ha Ni!
Perlahan-lahan dia jatuh di meja dan tidak terbangun lagi.(Maksudnya ketiduran)
‘Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman.”
Angin berhembus…
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.
Ha Ni
Akhirnya hari ini adalah test…
Mulai sekarang, Bayi ini dan aku dapat mengatasi masalah ini.
Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit.
Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja.
Kau pasti akan sangat tulus dan seperti aku. Kau akan sangat dingin jika kau seperti Seing Jo.
Tunggu… Bagaimana jika kau sepertiku yang tidak pintar?
Tidak. Bayi kumohon kau harus memiliki otak Seung Jo dan kepribadian sepertiku.
Kumohon… Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.
‘Lakukan yang terbaik untuk test.’ Kata Adik ipar Eun Jo.
‘Ha Ni! Minumlah beberapa obat untuk menenangkan hatimu.’ Ucap Ibu yang selalu khawatir.
‘Makanlah bekal makan siang ini’ Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat.
Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test.
Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan.
Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.
Seung Jo
Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik.
Untung saja udara tidak sedang dingin.
Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
‘Apa kau merasa begitu baik?’
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semi
dan bunga yang bermekaran.
Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.
Dokter : “Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. “
“Ibu?” Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.
Seung Jo : “Apa kau sudah tau?”
Ha Ni : “Yeah.”
Seung Jo : “Bodoh, kenapa kau tidak memberitahuku?”
Ha Ni : “Karena kau akan kaget dan sibuk. Aku juga tidak menyiapkan apapun.”
Suara yang keluar dari mulutnya itu terdengar begitu ragu-ragu.
Seung Jo : “Lalu apa kau berniat menggugurkannya?”
Ha Ni pasti sangat kaget dengan suaraku yang marah dan matanya terlihat membesar lalu dia mengangguk dan mengatakan hal ini sambil menangis,
Ha Ni : “Aku pikir ini akan membingungkanmu jika aku mengatakannya saat kau sedang sibuk belajar, setelah kita menyelesaikan test ini…..”
Seung Jo : “Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kau yang membuat semua penderitaan ini dan aku bahkan tidak tau jika kau tertawa seperti orang bodoh. Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang yang jahat? “
Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Mengatakan kata-kata ini aku pikir Bayi ini akan mendengarnya dan aku mengabaikan mata Ha Ni.
Baek Seung Jo. Kau memiliki jalan yang panjang untuk pergi…
Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, “Tidak itu… itu… bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini… Berhenti belajar… Biarkan itu pergi… Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu…”
Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh.
Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini…
Jika aku lebih menjaganya…
Seseorang yang menjadi dokter bahkan tidak mengetahui bahwa istrinya sedang hamil dan dia menderita seperti ini…
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata ‘Maaf’ tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni.
Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan?
Seperti suami yang bodoh, tangisan itu membuat tulang ini sakit.
Tangisan dari laki-laki yang membiarkan istrinya menanggung semua penderitaan ini.
Ha Ni : “Sebenarnya aku takut. Aku takut bahwa aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang Ibuku lakukan. “
Aku mengerti. Kau merasa terluka dari sesuatu yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.
Seung Jo : “Itu baik-baik saja. Kau memiliki aku. Aku akan menjagamu. Tidak peduli apapun aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku sendri. Jadi jangan khawatir. Mengerti?”
Sebuah janji dan ciuman.
Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu.
Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga…
Mulai sekarang jangan menangis sendiri.
Dengan menghilangkan air mata ini maka aku juga akan menghilangkan semua kesedihanmu.
Kesendirian yang ada di air matamu itu aku minta kau menghapusnya.
Perlahan-lahan air mata Ha Ni pun mulai mereda.
Dengan wajah yang penuh air mata itu dia bertanya, “Apa kita tetap akan memberitahu hal ini pada orang tua kita?”
Seung Jo : “Tidak. Dengan sikap Ibu yang agresif itu kita tidak tahu apa reaksinya jadi kita harus menunggu hingga hasil tes-mu itu keluar. Setelah kita lulus maka dia tidak akan meminta kau untuk keluar atau berhenti kuliha. Ngomong-ngomong, aku dengar jika seseorang sedang hamil maka akan menginginkan sesuatu. Apa kau menginginkan sesuatu?”
Ha Ni : “Apa kau benar-benar akan membawakan apa yang aku inginkan?”
Seung Jo : “Tentu.”
Ha Ni : “Sejauh ini belum ada yang aku inginkan.”
Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Apakah aku benar-benar seperti itu? Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Seujujurnya walaupun aku mengatakan aku mencintaimu tapi terkadang aku mengabaikan hal-hal kecil yang kau lakukan untukku.
Maafkan aku lagi. Kenapa cinta berarti mengatakan maaf?
Kapan akan ada hari dimana cinta lebih efisien dengan mengatakan maaf?
Ha Ni : “Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?”
SeungJo : “Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!”
Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.
Eun Jo : “Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?”
Ibu Seung Jo : “Apa? Strawberi?”
Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.
Seung Jo : “Ini, aku membeli Strawberi.”
Ha Ni : “Ini memakan waktu yang lama dari yang aku pikir. Apa tidak ada yang menjualnya di sekitar sini?”
Seung Jo : “Yeah. Tidak ada tetangga yang memilikinya jadi aku pergi ke supermarket besar. Aku pikir aku tertangkap basah oleh Eun Jo jadi cepatlah habiskan.”
Ha Ni : “Benarkan? Kalau begitu kita berdua harus memakannya.”
Seung Jo : “Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?”
Tiba-tiba aku merasa hatiku terpenuhi oleh tatapan Mata Ha Ni yang seperti cahaya bulan.
Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.
Ibu Seung Jo :”Ha Ni! Seung Jo!”
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.
Ibu Seung Jo : “Kalian berdua memiliki sesuatu yang di sembunyikan benar bukan? Jawab dengan jujur. Apa Ha Ni hamil?”
Rasa penasarannya itu sungguh gila.
Seung Jo : “Ya.”
Ibu Seung Jo : “Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih.”
Ha Ni ” “Seujujurnya… Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar.”
Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.
“Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat.”
Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna
Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.
Ibu Seung Jo :”Jangan khawatir dan cukup lahirkan bayi yang sehat. Aku akan mengatur semuanya.”
Seung Jo : “Jangan memakaikan pakaian bayi perempuan lagi!”
Ibu Seung Jo : “Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!”
Suara yang ribut itu keluar dari suara Ibu yang penuh dengan kegembiraan dan memenuhi rumah ini. Awal penderitaan ini sudah pergi dan sekarang cahaya matahari membuat semua ini bersinar.
Dan untuk Bayi kami juga.